Bahaya Menggunakan Aplikasi Lensa AI
Aplikasi Lensa AI tak cuma memberi
pengalaman menarik bagi penggunanya. Di balik itu, ternyata ada potensi bahaya
yang mengintai mulai dari soal data pribadi hingga pornografi.
Lensa AI merupakan aplikasi buatan
Prisma Labs yang memanfaatkan swafoto dan memprosesnya dengan kecerdasan buatan
(AI) untuk membuat potret dalam berbagai gaya. Lensa AI mulanya memproses foto
narsis penggunanya, mempelajarinya, dan menghasilkan potret asli yang
dimodifikasi oleh kecerdasan buatan.
Untuk menggunakannya, pengguna harus
mengunduh terlebih dahulu lewat App Store (iOS) atau Play Store (Android).
Setelah itu, pengguna. harus mengunggah banyak swafoto.
Pengguna lalu diharuskan memilih jenis
kelamin sebelum foto itu diproses sekitar setengah jam. Pada hasil akhir,
pengguna bisa melihat fotonya dipermak sedemikian rupa dengan ukuran,
tergantung pada paket yang dibeli, dengan tema berbeda-beda, di antaranya
“kosmik”, “putri peri”, hingga “anime”.
Melihat hasil itu membuat pengguna
semringah. Akan tetapi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan mengingat
Lensa AI menyimpan potensi bahaya.
Data
Pribadi
Kebijakan privasi Lensa AI menyebut
“data wajah” dihapus dalam waktu 24 jam setelah diproses dan tidak digunakan
untuk mengidentifikasi pengguna individu mana pun. Namun, ketentuan platform
juga menyatakan foto dan video pengguna dapat digunakan untuk melatih algoritma
Lensa lebih lanjut. Maka dari itu, sangat disarankan untuk tidak mengunggah
foto sensitif ke platform ini.
Pada laman blognya, Lensa AI juga
menyebut pihaknya menggunakan teknologi untuk mengumpulkan informasi tentang
aktivitas online pengguna dari waktu ke waktu dan di seluruh situs web pihak
ketiga atau layanan online lainnya (pelacakan perilaku). Meski demikian, Lensa
AI mengklaim pelacakan ini dilakukan dengan persetujuan pengguna.
Data yang dikumpulkan antara lain soal
informasi perangkat seluler dan koneksi internet Anda, termasuk alamat IP,
pengidentifikasi perangkat unik, sistem operasi, dan informasi jaringan
seluler. Selain itu, Lensa AI juga mengumpulkan email teregistrasi, user ID,
dan akun toko aplikasi pengguna (Google Play store atau Apple App store).
Pornografi
Beberapa pengguna perempuan mengaku
Lensa AI menyertakan rendering gambar seluruh tubuh meski mereka awalnya cuma
menginstruksikan swafoto close-up. Sebuah gambar bahkan menampilkan avatar
dalam kostum bikini metalik ala Princess Leia di film Star Wars: Return of the
Jedi.
Sementara, gambar lainnya hanya
menyertakan separuh wajah di atas tubuh yang berpakaian minim. Pada laman
F.A.Q, Prisma Labs mengakui “seksualisasi sesekali muncul di semua kategori
gender.”
Menurut laporan TechCrunch, Lensa AI
bisa menghasilkan avatar selebritas bertelanjang dada dengan bahan berupa foto
kepala pemain film yang ditempelkan ke tubuh telanjang.
Lensa AI juga disebut dapat
menghasilkan gambar seksual tanpa persetujuan mereka.
“Ini adalah contoh potensial di mana
kurangnya perencanaan yang memadai untuk melindungi martabat individu,” kata
David Leslie, direktur etika dan penelitian inovasi yang bertanggung jawab di
The Alan Turing Institute dan profesor di Queen Mary University of London, seperti
dikutip Wired.
“Saat teknologi dapat membahayakan, kami siap melakukan semua yang kami bisa untuk mengantisipasi dampak tersebut,” tambahnya.
Hasil
yang Menyinggung
Hasil pemrosesan kecerdasan buatan tak
hanya menghasilkan gambar yang bagus, tetapi bisa juga menghasilkan gambar
menyinggung. Misalnya, Anda dapat menerima hasil yang rasis atau seksis saat
berinteraksi dengan AI generatif.
“Internet dipenuhi dengan banyak gambar yang akan mendorong pembuat gambar AI ke topik yang mungkin tidak nyaman, baik itu gambar seksual eksplisit atau gambar yang dapat mengubah potret AI orang menjadi karikatur rasial,” kata Grant Fergusson, seorang Equal Justice Rekan kerja di EPIC.
Berdampak
pada Seniman Aslinya
Beberapa seniman memanfaatkan potensi
AI penghasil gambar untuk memberikan hasil yang menarik. Sementara, seniman
lainnya lebih skeptis tentang potensi dampak teknologi terhadap dunia mereka.
“Komersialisasi generator gambar ini
akan berdampak pada kemampuan seniman untuk mempertahankan diri mereka dalam
jangka panjang,” kata Leslie.
Dengan kata lain, kehadiran platform AI dapat mengancam keberlangsungan hidup para seniman yang bergantung pada karya mereka. Meski hasil keduanya tidak bisa dibandingkan karena hasil karya seniman asli memiliki karakter dan identitas yang kuat, sejumlah pelanggan yang tergiur produk lebih murah mungkin akan lebih memilih kecerdasan buatan.
Saran
Keamanan
Dikarenakan memiliki banyak celah
keamanan dan penyalahgunaan aplikasi ini baik oleh pemilik aplikasi maupun
karena kesengajaan pengguna itu sendiri, berikut saran keamanan yang bisa
dipertimbangkan oleh tuan dan puan :
Pengguna harus cermat dalam
memperhatikan terms and conditions dari aplikasi Lensa AI tersebut,
jika terdapat klausul yang sekiranya akan merugikan dikemudian hari lebih baik
tidak menggunakan aplikasi ini.
Setiap wajah tuan dan puan yang
diunggah kedalam aplikasi tentunya akan tersimpan di server, hal ini memiliki
resiko digunakan sebagai pelanggaran privasi hingga kebocoran data biometric
jika terjadi breach pada server aplikasi.
Selalu melakukan self-filtration terhadap
tren yang sedang terjadi, jika lebih banyak merugikan, stop menggunakan
aplikasi yang beresiko.
CNN Indonesia – Sumber : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20221213172735-185-886980/bahaya-gunakan-lensa-ai-pornografi-hingga-pencurian-data-pribadi.
0 Comments
Post a Comment